Carito ni parcarito,
ada 3 sumber untuk membuat sesuatu itu menjadi pengetahuan yaitu
1. Cerita para orang tua (bisa saja maksudnya apa tobang atau
hatobangon
2. Dari hasil membaca (tentunya membaca apa saja)
3. Dari pengalaman (Goarna pengalaman tottu pengalam maksudni i)
PENGERTIAN MARLOJONG
_______________________
“Lojong” adalah kata dasar yang artinya “lari”. Dengan menambah
awalan mar, maka jadi “Marlojong” yang artinya berlari.
.
Ada dua konotasi penggunaan kata marlojong dalam bahasa Batak
Angkola :
1. Marlojong dalam pengertian yang sebenarnya sama dengan berlari.
Seperti. Marlojong lojong sama dengan berlari-lari. Marlojong
tujae tu julu sama dengan berlari kesana kemari.
2. Marlojong dalam pengertian konotatif sama dengan kawin lari.
Contoh, “mamarlojong da si Uli Rupa tu si Ganteng Menek” sama
dengan sudah kawin lari si Uli Rupa ke si Ganteng Menek. Kali
mat lainnya, “Namarlojongde si Luna Maya tu si Ariel Peterpen ?”
sama dengan yang kawin larikah si Luna Maya sama Ariel Peterpen ?
3. Di masyarakat Angkola marlojong ini ada juga yang mengistilahkan
dengan “Mambaen Rohana” atau berbuat sesuai dengan keinginan hatinya.
4. Lainnya ada juga yang mengistilahkan “Marlojong Takko-Takko Mata”
artinya kawin lari dengan curi-curi mata.
Talduskonma giring-giring
laho mamasukkon golang-golang
Tinggalkonma inang adat na bujing
madung jujung adat matobang
___________________________
PERNIKAHAN DI ANGKOLA
___________________________
Pernikahan di Batak Angkola dari hasil pengamatan penulis di
bagi dua yaitu :
1. Dipabuat, yaitu suatu proses pernikahan yang telah mendapat
persetujuan darikedua belah pihak..
2. Marlojong, yaitu pernikahan yang cendrung kurang mendapat
persetujuan dari kedua pihak atau salah satu pihak.
Kedua cara di atas punya cara dan tata tertibnya sendiri dalam
proses penyelesaiannya sesuai dengan prinsif "Dalihan Na Tulu)
dengan dasar adatnya :
Mago Pahat mago uhuran
di toru ni ragi-ragi
Mago adat mago aturan
anggodung mardomu tahi
Maksudnya, bagaimana hebatnya pun masalah yang ditimbulkan karena
mangalojongkon semuanya dapat diselesaikan jika sudah ada musyawarah
dan mupakat. .
______________________________
TATA CARA MANGALOJONGKON
______________________________
Berikut tata caramangalojongkon boru ala Angkola :
1. Memberi tanda abit partading/kain pertingal. Abit atau kainnya yang
kotak-kotak hitam dan ditaro di bawah tempat tidur perempuan. Hal ini di
istilahkan dengan “Nabalun di Amak”
2. Memberi tanda patobang roha yaitu dengan menulis surat memberitahu
pada orang tua pihak perempuan bahwa telah marlojong si ini dengan
si ana ke alamat ono.
3. Meninggalkan tanda pandokdok. (Penulis kurang paham dalam hal ini,
tapi dipikiran saya ini cuma tata cara peletakan nomor satu dan dua di
atas, yang mungkin bisa juga di tambah uang. Namanya juga pandokdoki/
pemberat atau pemberitahuan.
_______________
KESIMPULAN
_______________
- Tidak ada larangan di Angkola untuk marlojong atau mangalojongkon.
- Dipabuat lebih diutamakan dari pada marlojong.
- Seberapa beratnya resiko dari orang yang marlojong atau mangalojongkon
semuanya dapat diselesaikan dengan musyawarah mufakat.
Demikian info singkat mengenai marlojong/kawin lari di Angkola semoga
memberi manfaat kepada kita untuk lebih bijaksana menyikapi masasalah
ini.
Di oban dope eme sitarolo
na di jomurkon di ari parudan
Adat ni opputta naparjolo
ima hita pa oban-oban.
parbeguan sibodak air
Senin, 23 April 2012
Senin, 16 April 2012
(Sekilas Pemahaman Pada Istilah Adat)
_______________________________________________________
Para dongan samarga pun so sa marga yaitu para ipar atau lae,...horas...!
Mambege hata nai ginjangi bukan tidak mungkin akan menimbulkan naluri ingin tahu bagi kita tentang apa itu tukang kotuk adat, siapa tukang kotuk ini dan bagaimana pula cara makkotuk adat serta apa pula hubungannya dengan oppu ni kotuk. Adalah pertanyaan yang mau saya coba jawab lewat tulisan ini.
Jawabannya bukanlah karena bertanya pada hatobangon ni huta atau mereka para ahli adat. sebab, bagaimana pula saya bisa ketemu mereka, sementara saya anak parjalang yang jauh dari hatobangon ataupun koum sisolkot. Karena itu sumber pelajarannyapun di cari sendiri. Berikut hata patujolona yang dikutif dari salah satu acara adat : ____________________________________________________________
"Baen dison dope Oppu ni Kotuk pangoalan bisuk dinasada on markhasuhutan atco dapot tabaritahon tontang godang dohot hosa. ulang adong beon tinggal sada marlangkap dua ulang tubu nguas dohot male. Parasaan dipakilalaan di nasada on markasuhuton. Baen disondoi namanjadi oppuni kotuk Patuan Banggor baen tu hita nomaon helpasanna, Attong huhelpaskonma tu oppuni kotuk Patuan Banggor".
Para kawan ataupun iboto pemilik marga...! maka setelah dihelpaskon tu oppu ni kotuk, oppu ini pun berkata : "...attong totop maon hai haturkon hormat dohot sattabi. Saridho mandok sattabi, sattabi sappulu, sappulu noli hami marsattabi. Tu tua sahala anak ni raja anak ni namora. ..........................................................
Hami sude sian suhut sibaholonan, songoni muse au oppu ni kotuk, mambege hata ni kahanggi namanyambut mangaluagi di haroroatta sasudena. Nada on attong, nasasambut mada hami amang rajakku raja nami............................
Baru lalu ma tutoru ima burangir na hombang dua sarangkap... mangido on ulang tarlubang simanjojak...................... baruma koris mangkasar bulan dipasarung mungut-ungut di endak maturendut..."
____________________________
Pengertian Tukang Kotuk Adat
____________________________
Para dongan sapardiskusian, berdasarkan uraian diatas saya punya gambaran, bahwa yang dimaksud Oppu ni Kotuk dalam istilah adat adalah seorang pembicara (Pakkobar) yang berhak memberikan penuturan/perincian/pemberi arti dalam setiap pelaksanaan adat. Karena itu Oppu ni Kotuk ini adalah seorang ahli adat yang sangat diharapkan kehadirannya dalam setiap kegiatan adat.
______________________________
Oppu ni Kotuk dalam Acara Adat
______________________________
Para dongan Marga's Community, pertama saya mendengar istilah Oppu ni Kotuk adalah pada acara "Pengangangkatan Sultan Desa na Walu". Pada proses adatnya Oppu ni Kotuk inilah yang memberi perincian tentang sagala manfaat dari parasarana adat, seperti burangir, ulos, tanda-tanda kemahkotaan, dll.
Tentunya demikian pula pada acara-acara adat lainnya seperti pernikahan/haroan boru, pemberian marga, pemberian gelar, dll.
_________________________
Syarat Jadi Oppu ni Kotuk
_________________________
* Gelarna minimal Mangaraja.
"Tando na doi Mangaraja, natanamo boti babanso, didia sajo adong nahorja ia do makkotuk pangalaho" ninna.
* Sanggup Manjagit Mangalehen
"Muda tutu iba tukang kotuk adat (mangaraja) sanggup manjagit mangalehen, jeges usahona sahingga inda idokkon raja nalalaen" ninna muse
* Mamboto na Hurang dohot na Lobi
"Si tiop tali pinuttun ni parsidangan, namamboto nahurang dohot nalobi. Martopap di luat siborang, ondo namamboto jantan dohot boru-boru" hata lainna.
* Pistar mambota Aha Nai bagasan roha
"Pargaja-gaja ni nibung na pahae-hae aek sosa. Au namalo sumambut lidung napa sahutkon aha dibagasan roha" ninna muse. * Dll. ___________________________________________________________
Para pemilik marga batak...! khususon pejantan tangguhnya, sudahkah anda siap jadi Mangaraja ? Jadi Mangaraja dongan, mangaraja tukang kotuk adat namalo sumambut lidung, namamboto aha nai bagasan roha ni halak ?
Kakakakaka...semoga anda semua dapat menjadi mangaraja, yang jadi raja pangalahona raja pula pakkataionna seperti pakkataionni oppu ni kotuk nai tulisanon..
Ahhhhhhhhhhhhhhhh...indahnya sastra batak.
_______________________________________________________
Para dongan samarga pun so sa marga yaitu para ipar atau lae,...horas...!
Mambege hata nai ginjangi bukan tidak mungkin akan menimbulkan naluri ingin tahu bagi kita tentang apa itu tukang kotuk adat, siapa tukang kotuk ini dan bagaimana pula cara makkotuk adat serta apa pula hubungannya dengan oppu ni kotuk. Adalah pertanyaan yang mau saya coba jawab lewat tulisan ini.
Jawabannya bukanlah karena bertanya pada hatobangon ni huta atau mereka para ahli adat. sebab, bagaimana pula saya bisa ketemu mereka, sementara saya anak parjalang yang jauh dari hatobangon ataupun koum sisolkot. Karena itu sumber pelajarannyapun di cari sendiri. Berikut hata patujolona yang dikutif dari salah satu acara adat : ____________________________________________________________
"Baen dison dope Oppu ni Kotuk pangoalan bisuk dinasada on markhasuhutan atco dapot tabaritahon tontang godang dohot hosa. ulang adong beon tinggal sada marlangkap dua ulang tubu nguas dohot male. Parasaan dipakilalaan di nasada on markasuhuton. Baen disondoi namanjadi oppuni kotuk Patuan Banggor baen tu hita nomaon helpasanna, Attong huhelpaskonma tu oppuni kotuk Patuan Banggor".
Para kawan ataupun iboto pemilik marga...! maka setelah dihelpaskon tu oppu ni kotuk, oppu ini pun berkata : "...attong totop maon hai haturkon hormat dohot sattabi. Saridho mandok sattabi, sattabi sappulu, sappulu noli hami marsattabi. Tu tua sahala anak ni raja anak ni namora. ..........................................................
Hami sude sian suhut sibaholonan, songoni muse au oppu ni kotuk, mambege hata ni kahanggi namanyambut mangaluagi di haroroatta sasudena. Nada on attong, nasasambut mada hami amang rajakku raja nami............................
Baru lalu ma tutoru ima burangir na hombang dua sarangkap... mangido on ulang tarlubang simanjojak...................... baruma koris mangkasar bulan dipasarung mungut-ungut di endak maturendut..."
____________________________
Pengertian Tukang Kotuk Adat
____________________________
Para dongan sapardiskusian, berdasarkan uraian diatas saya punya gambaran, bahwa yang dimaksud Oppu ni Kotuk dalam istilah adat adalah seorang pembicara (Pakkobar) yang berhak memberikan penuturan/perincian/pemberi arti dalam setiap pelaksanaan adat. Karena itu Oppu ni Kotuk ini adalah seorang ahli adat yang sangat diharapkan kehadirannya dalam setiap kegiatan adat.
______________________________
Oppu ni Kotuk dalam Acara Adat
______________________________
Para dongan Marga's Community, pertama saya mendengar istilah Oppu ni Kotuk adalah pada acara "Pengangangkatan Sultan Desa na Walu". Pada proses adatnya Oppu ni Kotuk inilah yang memberi perincian tentang sagala manfaat dari parasarana adat, seperti burangir, ulos, tanda-tanda kemahkotaan, dll.
Tentunya demikian pula pada acara-acara adat lainnya seperti pernikahan/haroan boru, pemberian marga, pemberian gelar, dll.
_________________________
Syarat Jadi Oppu ni Kotuk
_________________________
* Gelarna minimal Mangaraja.
"Tando na doi Mangaraja, natanamo boti babanso, didia sajo adong nahorja ia do makkotuk pangalaho" ninna.
* Sanggup Manjagit Mangalehen
"Muda tutu iba tukang kotuk adat (mangaraja) sanggup manjagit mangalehen, jeges usahona sahingga inda idokkon raja nalalaen" ninna muse
* Mamboto na Hurang dohot na Lobi
"Si tiop tali pinuttun ni parsidangan, namamboto nahurang dohot nalobi. Martopap di luat siborang, ondo namamboto jantan dohot boru-boru" hata lainna.
* Pistar mambota Aha Nai bagasan roha
"Pargaja-gaja ni nibung na pahae-hae aek sosa. Au namalo sumambut lidung napa sahutkon aha dibagasan roha" ninna muse. * Dll. ___________________________________________________________
Para pemilik marga batak...! khususon pejantan tangguhnya, sudahkah anda siap jadi Mangaraja ? Jadi Mangaraja dongan, mangaraja tukang kotuk adat namalo sumambut lidung, namamboto aha nai bagasan roha ni halak ?
Kakakakaka...semoga anda semua dapat menjadi mangaraja, yang jadi raja pangalahona raja pula pakkataionna seperti pakkataionni oppu ni kotuk nai tulisanon..
Ahhhhhhhhhhhhhhhh...indahnya sastra batak.
(Mencoba Memahami Istilah Duka Cita Dalam Bahasa Batak-Tapsel)
_____________________________________________________________
Istilah halak hita yang berhubungan dengan "Siluluton=Urusan Duka Cita". Dengan tujuan untuk kita koreksi bersama hinga kita terhindar pula dari partangkangan bersama.
Dongan ale dongan, molo dipardiatehon, istilah halak hitai adong momo dipahami, adong muse na susa. Istilah "Malean au ba" momo dipa hami. Tai molo "Marngaruk butuhai" anggo narohakku bisa doi haran ni male, tai bisa muse haran na mahatcit butuha.
Bia muse dohot istilah "Boltokku marreuk" dohot "Butahakku Markaroncong ?" Hehehehe... Markaroncong...! naso tidak-tidak do istilah munuba katua kapala. Mattak hita martata, berikut beberapa istilahnya :
______________________________________________
Udan Naso Hasaongan, Angin Naso Hadingdingan ______________________________________________
Dalam salah satu firman Allah swt, adong mandokkon : Tiap-tiap yang bernyawa itu pasti akan mati. Dan jika kematian sudah datang maka sedetikpun tidak dapat dipercepat, sedetikpun tidak dapat diperlambat. Innalillahi wa inn ailahi rojiun.
Pemahamanku :
- Ajal di ibaratkon songon "Udan sangape angin".
- Ajal (tanda-tanda) bisa dihindari dengan cara berobat bagi yang sakit, hati-hati bagi yang bawa kendaraan
- Begitu juga udan dan angin tetap bisa dihindari. Karena itu, istilah "udan Nasohasaongan, angin naso hadingdingan" sama maknanya dengan umur naso tarambat. ______________________________________________________
Masopakma Dakka Sigolomon/Gotap matali Parsigantungan ______________________________________________________
- Dakka dalam satu keluarga besar bisa jadi disamakan dengan ayah atau suami yang memang tempat bergantung=kekuatan. M. Nasir Rambe mengatakan, "Nabahat labo ni aya, inganan ni tua sahala. Namarorot tondi ni anakna".
- Karena itu, istilah "Masopakma Dakka" bisa digunakan oleh seorang anak pada ayahnya atau istri pada suaminya. "Hancur matano pasijong- jongan, magotap matali parsigantungan. Inda dong halak napature au, pas noma au namapultak sian bu lu" lanjut si Rambe dalam lagu yang berjudul "Mapultak Sian Bulu". ________________________________________________________
Masursur ma Tano Sidegeon/Hancur matano parsijongjongan ________________________________________________________
- Tano bisa jadi dalam hal ini adalah tempat/dasar/landasan dari setiap orang di kehidupan ini.
- Karena itu istilah "Masursur ma Tano Sidegeon" hilangnya seseorang sebagai tempat kita berpijak dan dalam hal ini bisa jadi dari anak pada orang tua, dari adik pada abang atau istri pada suami atau hal yang lebih umum/pada siapa kita bergantung.
______________
Mittopan Api
______________
- Simbol api bisa jadi tepat di ibaratkan pada wanita/istri dalam satu keluarga, karena mereka yang memberikan kehangatan/cahaya/ penerang dalam satu keluarga. " Ya Allah ya robbi, patabahma rohakkon, inda guna disosali tu i se nakkan didokkon. Pandokkon ni natobang sian bulu do garigit. Hupikir tu bolakang parsarakan naung hatcit. Sannari husadari, nung au mittopan api". ninna.
- Karena itu, istilah "Mittopan Api" adalah istilah seorang suami yang memberitahu istrinya telah tiada (Meninggal)
_______________
Maponggol Ulu
_______________
- Ulu, sudah memberi gambaran sesuatu yang penting karena dari dari sana (Ulu/pimpinan) kehidupan satu keluarga dijalankan.
- Karena itu, istilah "maponggol ulu" adalah istilah seorang istri/ keadaan yang telah kehilangan suaminya.
_____________________
Matalpok diharapotan
_____________________
- Harapotan dipikiran saya adalah muda/poso/baru martunas jika dihubungkan dengan tanaman/tumbuhan. "Tumbukma tolu bulan, au nung marbagas. Baruma tubu silalat hami suan, tanda na giot ro manamasa. Roma hape udan na hasaongan, songoni alogo naso hadingdingan... ipataru halak maho mudurrudur...".
- Karena itu istilah Matalpok diharopatan adalah istilah istri pada suami yang meninggal dunia.
__________________________________________
Kesimpulan, Keinginan dan Permohonan Maaf __________________________________________
- Dari segi sastra, jelas telah memberi gambaran bahwa bahasa Tapsel itu kaya dengan pengistilahan.
- Senang jika ada yang ingin menambahkan pengistilahannya.
Istilah halak hita yang berhubungan dengan "Siluluton=Urusan Duka Cita". Dengan tujuan untuk kita koreksi bersama hinga kita terhindar pula dari partangkangan bersama.
Dongan ale dongan, molo dipardiatehon, istilah halak hitai adong momo dipahami, adong muse na susa. Istilah "Malean au ba" momo dipa hami. Tai molo "Marngaruk butuhai" anggo narohakku bisa doi haran ni male, tai bisa muse haran na mahatcit butuha.
Bia muse dohot istilah "Boltokku marreuk" dohot "Butahakku Markaroncong ?" Hehehehe... Markaroncong...! naso tidak-tidak do istilah munuba katua kapala. Mattak hita martata, berikut beberapa istilahnya :
______________________________________________
Udan Naso Hasaongan, Angin Naso Hadingdingan ______________________________________________
Dalam salah satu firman Allah swt, adong mandokkon : Tiap-tiap yang bernyawa itu pasti akan mati. Dan jika kematian sudah datang maka sedetikpun tidak dapat dipercepat, sedetikpun tidak dapat diperlambat. Innalillahi wa inn ailahi rojiun.
Pemahamanku :
- Ajal di ibaratkon songon "Udan sangape angin".
- Ajal (tanda-tanda) bisa dihindari dengan cara berobat bagi yang sakit, hati-hati bagi yang bawa kendaraan
- Begitu juga udan dan angin tetap bisa dihindari. Karena itu, istilah "udan Nasohasaongan, angin naso hadingdingan" sama maknanya dengan umur naso tarambat. ______________________________________________________
Masopakma Dakka Sigolomon/Gotap matali Parsigantungan ______________________________________________________
- Dakka dalam satu keluarga besar bisa jadi disamakan dengan ayah atau suami yang memang tempat bergantung=kekuatan. M. Nasir Rambe mengatakan, "Nabahat labo ni aya, inganan ni tua sahala. Namarorot tondi ni anakna".
- Karena itu, istilah "Masopakma Dakka" bisa digunakan oleh seorang anak pada ayahnya atau istri pada suaminya. "Hancur matano pasijong- jongan, magotap matali parsigantungan. Inda dong halak napature au, pas noma au namapultak sian bu lu" lanjut si Rambe dalam lagu yang berjudul "Mapultak Sian Bulu". ________________________________________________________
Masursur ma Tano Sidegeon/Hancur matano parsijongjongan ________________________________________________________
- Tano bisa jadi dalam hal ini adalah tempat/dasar/landasan dari setiap orang di kehidupan ini.
- Karena itu istilah "Masursur ma Tano Sidegeon" hilangnya seseorang sebagai tempat kita berpijak dan dalam hal ini bisa jadi dari anak pada orang tua, dari adik pada abang atau istri pada suami atau hal yang lebih umum/pada siapa kita bergantung.
______________
Mittopan Api
______________
- Simbol api bisa jadi tepat di ibaratkan pada wanita/istri dalam satu keluarga, karena mereka yang memberikan kehangatan/cahaya/ penerang dalam satu keluarga. " Ya Allah ya robbi, patabahma rohakkon, inda guna disosali tu i se nakkan didokkon. Pandokkon ni natobang sian bulu do garigit. Hupikir tu bolakang parsarakan naung hatcit. Sannari husadari, nung au mittopan api". ninna.
- Karena itu, istilah "Mittopan Api" adalah istilah seorang suami yang memberitahu istrinya telah tiada (Meninggal)
_______________
Maponggol Ulu
_______________
- Ulu, sudah memberi gambaran sesuatu yang penting karena dari dari sana (Ulu/pimpinan) kehidupan satu keluarga dijalankan.
- Karena itu, istilah "maponggol ulu" adalah istilah seorang istri/ keadaan yang telah kehilangan suaminya.
_____________________
Matalpok diharapotan
_____________________
- Harapotan dipikiran saya adalah muda/poso/baru martunas jika dihubungkan dengan tanaman/tumbuhan. "Tumbukma tolu bulan, au nung marbagas. Baruma tubu silalat hami suan, tanda na giot ro manamasa. Roma hape udan na hasaongan, songoni alogo naso hadingdingan... ipataru halak maho mudurrudur...".
- Karena itu istilah Matalpok diharopatan adalah istilah istri pada suami yang meninggal dunia.
__________________________________________
Kesimpulan, Keinginan dan Permohonan Maaf __________________________________________
- Dari segi sastra, jelas telah memberi gambaran bahwa bahasa Tapsel itu kaya dengan pengistilahan.
- Senang jika ada yang ingin menambahkan pengistilahannya.
(Mangaligi Proses Marpokat Dalam Adat Angkola)
_______________________________________________________________
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa secara umum kegiatan adat itu di bagi dua yaitu :
1. Siriaon ima semua kegiatan yang berhubungan dengan kegembiraan
2. Siluluton ima semua kegiatan yang berhubungan dengan duka cita.
Pada pagi hari ini, saya tertarik untuk mengetahui bagaimana proses dari suatu kegiatan siriaon (Marhorja/pesta adat). Dan untuk pengetahuan ini tulisan ini saya susun. _____________________________________________
Proses Musyawarah / Marpokat Dalihan Na tolu _____________________________________________
"Innamal Akmalu bin Niat" adalah awal mula dari suatu acara marhorja adat dimulai. Dan biasanya niat ini datang dari pihak tuan rumah atau "Suhut/bagian dari kahanggi" untuk kemudian disampaikan pada kahangginya.
Setelah kahanggi mengetahui, maka diambillah kesepakatan untuk marottang semua unsur yang yang berhubungan dengan pelaksanaan adat. Tujuannya adalah untuk "Marpokat/mengambil keputusan" agar suatu acara adat dapat dilaksanakan dengan lancar.
_______________________________________
Orang Yang Semestinya Hadir dalam Acara Adat _______________________________________
1. Juru Bicara yaitu phak tuan rumah atau utusannya sebagai orang yang punya Hajat/Pesta. Juru bicara i ni disebut juga Pangatak Pengetong atau Penyusun Acara sangape Protokoler.
2. Suhut yaitu orang yang yang punya hajat/niat melaksanakan adat
3. Anak Boru Suhut yaitu menantu yang punya hajat
4. Pisang Raut yaitu ipar dari Anak Boru)
5. Paralok alok yaitu peserta musyawarah yang turut hadir
6. Hatobangan yaitu Raja adat di Kampung tersebut
7. Raja Torbing Balok yaitu Raja adat dari kampong sebelah
8. Raja Panusunan Bulung yaitu Raja di Raja Adat/ Pimpinan Sidang) _____________________________________________
Urutan pembicara dalam acara adat perkawinan _____________________________________________
Berikut urutannya setelah semua pembicara adat hadir :
1.Juru Bicara Adat (Pihak Suhut) sebagai pembicara pertama : Adalah orang yang harus menyampaikan maksud dan tujuan mengapa di laksanakan acara adat beri kut Ucapan Terimakasihnya atas kehadiran semua pihak.
Hata biasanya :
”Diharoro ni anak ni raja, songoni anak ni namora. Nadung martoruk abara,Namar nayang ni lakka.....dst “.
2.Pihak Suhut sebagai pembicara ke dua :
Hata biasana :
”Takkas ma hami olat ni niat, anak niraja dohot namora palaluhon. sian harani dison hami pasahaton, songoni dohot mayorahon.....dst“.
3.Pihak Anak Boru yang mengiringi mora sebagai pembicara ke tiga :
Hata biasana :
”Manatap ma tu toru, tu siamun tu siambirang, pangidoan ni ami anak boru, ulang lang lang pangusayang..... dst“.
4. Pisang Raut juga ikut menyerahkan sebagai pembicara ke empat :
Hata biasana :
”On ma pangidoan, ni pisang raut, Arion ma ari ulang lusut, muda lewat on horbo lusut, sarsar ma nadung luhut...dst “.
5.Hatobangan sebagai pembicara ke lima memberikan jawaban atas permintaan suhut, anak boru dan pisang raut :
Hata biasana :
”Melpas ma tu namambalosi, sangape namangalusi, Manjawab saro sonnari, Hata nisuhut Habolonan nakkinani ...dst“.
6.Raja Kampung sebagai pebicara ke enam juga ikut Menjawab permintaan :
Hata bisana :
”Muda pola tabo ima na bornok, Sombu roha puas di lala...dst”.
7.Raja kampung sebelah atau torbing balok sebagai pembicara ke tujuh ikut menjawab permintaan :
Hata biasana :
”Muda au Rajai Tobing balok sian naritti, Hujagit hutarimo andung muyuon, muda saro di naritti jolo hudokkon...dst “. 8.Raja Panusunan Bulung sebagai pembicara terakhir Memutuskan berhak memutuskan pokat/Sidang : Hata biasana : ”Dalan dalan tu Sidimpuan Boluson parsabolas, Madung dapot hasimpulan Tolu noli ta dokkon Horas horas… horas...horas “.
_______________
Kesimpulan
_______________
- Dengan demikian, jelas tergambar ada aturan main yang telah disepakati bersama oleh masyarakat (Dalihan Na Tolu) dalam pelaksanaan acara adat.
- Meurut hemat saya aturan ini untuk sekarang tidaklah terlalu mengikat, artinya bisa saja satu unsur tidak ada dan acara marpokat tetapi bisa dilaksanakan (Bukti aturan adat Angkola itu dinamis).
- Bagi saya pribadi, semoga aturan main ini tetap dijalankan karena terkesan cukup logis untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dalam pelaksanaan acara adat.
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa secara umum kegiatan adat itu di bagi dua yaitu :
1. Siriaon ima semua kegiatan yang berhubungan dengan kegembiraan
2. Siluluton ima semua kegiatan yang berhubungan dengan duka cita.
Pada pagi hari ini, saya tertarik untuk mengetahui bagaimana proses dari suatu kegiatan siriaon (Marhorja/pesta adat). Dan untuk pengetahuan ini tulisan ini saya susun. _____________________________________________
Proses Musyawarah / Marpokat Dalihan Na tolu _____________________________________________
"Innamal Akmalu bin Niat" adalah awal mula dari suatu acara marhorja adat dimulai. Dan biasanya niat ini datang dari pihak tuan rumah atau "Suhut/bagian dari kahanggi" untuk kemudian disampaikan pada kahangginya.
Setelah kahanggi mengetahui, maka diambillah kesepakatan untuk marottang semua unsur yang yang berhubungan dengan pelaksanaan adat. Tujuannya adalah untuk "Marpokat/mengambil keputusan" agar suatu acara adat dapat dilaksanakan dengan lancar.
_______________________________________
Orang Yang Semestinya Hadir dalam Acara Adat _______________________________________
1. Juru Bicara yaitu phak tuan rumah atau utusannya sebagai orang yang punya Hajat/Pesta. Juru bicara i ni disebut juga Pangatak Pengetong atau Penyusun Acara sangape Protokoler.
2. Suhut yaitu orang yang yang punya hajat/niat melaksanakan adat
3. Anak Boru Suhut yaitu menantu yang punya hajat
4. Pisang Raut yaitu ipar dari Anak Boru)
5. Paralok alok yaitu peserta musyawarah yang turut hadir
6. Hatobangan yaitu Raja adat di Kampung tersebut
7. Raja Torbing Balok yaitu Raja adat dari kampong sebelah
8. Raja Panusunan Bulung yaitu Raja di Raja Adat/ Pimpinan Sidang) _____________________________________________
Urutan pembicara dalam acara adat perkawinan _____________________________________________
Berikut urutannya setelah semua pembicara adat hadir :
1.Juru Bicara Adat (Pihak Suhut) sebagai pembicara pertama : Adalah orang yang harus menyampaikan maksud dan tujuan mengapa di laksanakan acara adat beri kut Ucapan Terimakasihnya atas kehadiran semua pihak.
Hata biasanya :
”Diharoro ni anak ni raja, songoni anak ni namora. Nadung martoruk abara,Namar nayang ni lakka.....dst “.
2.Pihak Suhut sebagai pembicara ke dua :
Hata biasana :
”Takkas ma hami olat ni niat, anak niraja dohot namora palaluhon. sian harani dison hami pasahaton, songoni dohot mayorahon.....dst“.
3.Pihak Anak Boru yang mengiringi mora sebagai pembicara ke tiga :
Hata biasana :
”Manatap ma tu toru, tu siamun tu siambirang, pangidoan ni ami anak boru, ulang lang lang pangusayang..... dst“.
4. Pisang Raut juga ikut menyerahkan sebagai pembicara ke empat :
Hata biasana :
”On ma pangidoan, ni pisang raut, Arion ma ari ulang lusut, muda lewat on horbo lusut, sarsar ma nadung luhut...dst “.
5.Hatobangan sebagai pembicara ke lima memberikan jawaban atas permintaan suhut, anak boru dan pisang raut :
Hata biasana :
”Melpas ma tu namambalosi, sangape namangalusi, Manjawab saro sonnari, Hata nisuhut Habolonan nakkinani ...dst“.
6.Raja Kampung sebagai pebicara ke enam juga ikut Menjawab permintaan :
Hata bisana :
”Muda pola tabo ima na bornok, Sombu roha puas di lala...dst”.
7.Raja kampung sebelah atau torbing balok sebagai pembicara ke tujuh ikut menjawab permintaan :
Hata biasana :
”Muda au Rajai Tobing balok sian naritti, Hujagit hutarimo andung muyuon, muda saro di naritti jolo hudokkon...dst “. 8.Raja Panusunan Bulung sebagai pembicara terakhir Memutuskan berhak memutuskan pokat/Sidang : Hata biasana : ”Dalan dalan tu Sidimpuan Boluson parsabolas, Madung dapot hasimpulan Tolu noli ta dokkon Horas horas… horas...horas “.
_______________
Kesimpulan
_______________
- Dengan demikian, jelas tergambar ada aturan main yang telah disepakati bersama oleh masyarakat (Dalihan Na Tolu) dalam pelaksanaan acara adat.
- Meurut hemat saya aturan ini untuk sekarang tidaklah terlalu mengikat, artinya bisa saja satu unsur tidak ada dan acara marpokat tetapi bisa dilaksanakan (Bukti aturan adat Angkola itu dinamis).
- Bagi saya pribadi, semoga aturan main ini tetap dijalankan karena terkesan cukup logis untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dalam pelaksanaan acara adat.
Selasa, 10 April 2012
POKEN NA JONG - JONG
Poken jong - jong adalah istilah bagi orang batak yang bedomisi di daerah Angkola-Mandailing. Istilah poken jong - jong ini saya belum tahu persis darimana berasalnya, dalam bahasa indonesia poken jong - jong berarti pasar yang berdiri
Istilah poken atau pekan itu sama saja yang artinya adalah pasar yang di dalamnya bermacam - macam pedagang. Di daerah Angkola masih banyak kita jumpai pasar - pasar yang seperti ini, poken jong - jong sama halnya dengan pasar tradional yang sudah turun - temurun dari nenek monyang kita.
di poken jong - jong yang paling dominan adalah para penjual sembako dan sayuran segar, walaupun demikian tetap kita jumpai beberapa pedangang pakaian, mainan anak - anak dan obat - obatan.
Poken jong - jong adalah pasar yang dimulai dari pagi - sore hari . Sebagian besar pedagang yang berjualan di poken jong - jong adalah ibu - ibu yang bukan berarti pedangang sesungguhnya artinya semua pedagang yang berjualan di poken jong - jong adalah sebagai pekerjaan sampingan. Sistem berjualan di poken jong - jong masih sangat kental dengan tawar - menawar yang berarti sistemnya adalah sistem kekeluargaan.
poken jong - jong tidak kita jumpai setiap hari melainkan ada jadwal dan waktu tertentu dimana ada di gelar poken jong - jong, misalkan hari sabtu poken jong - jong ada di pasar Huta tonga, masyarakat di sekitar poken jong - jong sudah bersiap menyambut poken jong - jong yang di gelar di tempat mereka, Di sini banyak warga yang akan menjual hasil kebun mereka - .......................................................................................................................................................ber sambung ------------------------------------------------------------
Kamis, 11 November 2010
PARBEGUAN.........
PARBEGUAN inilah judul yang tepat untuk blog ini, pembuatan blog ini beraqal dari coba -coba. saya menulis judul PARBEGUAN ini bukan sembarangan karna ini berawal dari pengalaman saya di kampung doeloe.
di kampung saya ada suatu tempat dimana ditempat itu ada pohon yang tumbuh di area persawahan, anehnya lagi pohon itu malah tumbuh subur di area persawahan itu padahal sawah itu orang kampung saya bilang namanya OMBIK.Ombik yang berarti sawah yang lumpurnya dalam bisa - bisa lumpurnya kalau orang dewasa turun kesawah ombik itu bisa tenggelam. Pohon itu di diberi nama dengan sibodak air, yang jelas saya kurang tahu tentang sibodak air ini. Pada zaman doeloe sebulum saya lahir ada ceritanya nih tentang sibodak air parbeguan. parbeguan ini persis di dekat kebun tulang saya yang dulunya waktu saya tinggal di kampung saya yang mengurusnya, kebetulan di kebun ini ada tanaman kakao bahasa kerennya sekarang, nah dari situlah saya mulai melihat - lihat parbeguan ini. kata orang kampoeng saya pabeguan ini tidak boleh di dekati karna sangat berbahaya sekali di dekati manusia biasa. berarti saya bukan manusia biasa lagi dong karna saya sudah mendekatinya.. hahahaha saya juga gak tau apa saya waktu itu sudah berubah jadi begu wallohu aklam. setelah saya melihat - melihat parbeguan itu kalau dilhat sih seram jugalah tapi bagi saya itu tidaklah begitu seram biasa saja kelihatannya. saya bisa di situ beraktivitas membersihkannya juga pernah bahasa bataknya mangarabi. di situ juga banyak tumbuh pohon pinang biasa juga saya ambil untuk manabusi parkopi hahahaha bahasa bataknya keluar.
lanjut yah ceritanya....
Parbeguan ini banyak orang yang sudah kena penyakitnya ataupun di toppang begu begtulah, disawah ombik inilah ada sibodak air kira-kira ada empat atau lima batang pohonnya tumbuh subur luar biasa sekali biasanya pohon sibodak pertumbuhannya tidak begitu subur tapi pohon sibodak air ini tumbuh begitu subur luar biasa sekali pohon ini tingginya mencapai 30m. dari sinilah berawal ada dua orang pendekar sakti mereka berdua ini anak dan ayah, pendekar - pendekar ini bersal dari luar daerah tepatnya daerah mandailing yang terkenal dengan ilmu panaba harambirnya hehehehe. kedua pendekar ini memilih sibodak air untuk mereka takklukkan karna mereka sudah bosan manaba harambir. mulailah kedua pendekar sakti ini manaba sibodak air pertama - tama mereka bingung sudah di tebang kok gak mau jatuh katanya dalm hati.
percakapan mereka dalam b.batak :
manaf : bah asi nara dope marumbak madung do ditaba
muliadi : namarkati au be aupe songonima urasa lojana manabana
manaf : mulak maita accogot ita ulaki
muliadi : jadima... accogot do nimmu ateh
Terus ceritapun berlanjut ke esokan harinya kedua pendekar ini melanjutkan pekerjaannya manaba sibodak air. di hari ke dua belum bisa juga pendekar - pendekar ini manaba sibodak air sampai - sampai mereka maridian satu minggu untuk menambah tenaga atau memikirkan cara baru untuk menaklukkan sibodak air ini.
terus datanglah seorang bapak namanya Palit samosir menanyakan kepada pendekar manaf dalam bahasa batak kita.
Palit : mang songon dia?
manaf : nga ubotodah mang dua ari napedo ra marumbak sibodak air i
palit : songon dia nanga ibaen amu cara manabana ?
manaf : songon nabiasa di taba pake baca2an
palit : aha buse ma baca2an nai urutmu [si palit panas]
manaf : asi paurut2kon babamu botak [nyindir juga si manaf]
palit : aha nimmu ?
manaf : nadong ba uda marsiayang dei...
masih lanjut ni ceritanya tapi habis sholat jum'at dulu........
Langganan:
Postingan (Atom)