Carito ni parcarito,
ada 3 sumber untuk membuat sesuatu itu menjadi pengetahuan yaitu
1. Cerita para orang tua (bisa saja maksudnya apa tobang atau
hatobangon
2. Dari hasil membaca (tentunya membaca apa saja)
3. Dari pengalaman (Goarna pengalaman tottu pengalam maksudni i)
PENGERTIAN MARLOJONG
_______________________
“Lojong” adalah kata dasar yang artinya “lari”. Dengan menambah
awalan mar, maka jadi “Marlojong” yang artinya berlari.
.
Ada dua konotasi penggunaan kata marlojong dalam bahasa Batak
Angkola :
1. Marlojong dalam pengertian yang sebenarnya sama dengan berlari.
Seperti. Marlojong lojong sama dengan berlari-lari. Marlojong
tujae tu julu sama dengan berlari kesana kemari.
2. Marlojong dalam pengertian konotatif sama dengan kawin lari.
Contoh, “mamarlojong da si Uli Rupa tu si Ganteng Menek” sama
dengan sudah kawin lari si Uli Rupa ke si Ganteng Menek. Kali
mat lainnya, “Namarlojongde si Luna Maya tu si Ariel Peterpen ?”
sama dengan yang kawin larikah si Luna Maya sama Ariel Peterpen ?
3. Di masyarakat Angkola marlojong ini ada juga yang mengistilahkan
dengan “Mambaen Rohana” atau berbuat sesuai dengan keinginan hatinya.
4. Lainnya ada juga yang mengistilahkan “Marlojong Takko-Takko Mata”
artinya kawin lari dengan curi-curi mata.
Talduskonma giring-giring
laho mamasukkon golang-golang
Tinggalkonma inang adat na bujing
madung jujung adat matobang
___________________________
PERNIKAHAN DI ANGKOLA
___________________________
Pernikahan di Batak Angkola dari hasil pengamatan penulis di
bagi dua yaitu :
1. Dipabuat, yaitu suatu proses pernikahan yang telah mendapat
persetujuan darikedua belah pihak..
2. Marlojong, yaitu pernikahan yang cendrung kurang mendapat
persetujuan dari kedua pihak atau salah satu pihak.
Kedua cara di atas punya cara dan tata tertibnya sendiri dalam
proses penyelesaiannya sesuai dengan prinsif "Dalihan Na Tulu)
dengan dasar adatnya :
Mago Pahat mago uhuran
di toru ni ragi-ragi
Mago adat mago aturan
anggodung mardomu tahi
Maksudnya, bagaimana hebatnya pun masalah yang ditimbulkan karena
mangalojongkon semuanya dapat diselesaikan jika sudah ada musyawarah
dan mupakat. .
______________________________
TATA CARA MANGALOJONGKON
______________________________
Berikut tata caramangalojongkon boru ala Angkola :
1. Memberi tanda abit partading/kain pertingal. Abit atau kainnya yang
kotak-kotak hitam dan ditaro di bawah tempat tidur perempuan. Hal ini di
istilahkan dengan “Nabalun di Amak”
2. Memberi tanda patobang roha yaitu dengan menulis surat memberitahu
pada orang tua pihak perempuan bahwa telah marlojong si ini dengan
si ana ke alamat ono.
3. Meninggalkan tanda pandokdok. (Penulis kurang paham dalam hal ini,
tapi dipikiran saya ini cuma tata cara peletakan nomor satu dan dua di
atas, yang mungkin bisa juga di tambah uang. Namanya juga pandokdoki/
pemberat atau pemberitahuan.
_______________
KESIMPULAN
_______________
- Tidak ada larangan di Angkola untuk marlojong atau mangalojongkon.
- Dipabuat lebih diutamakan dari pada marlojong.
- Seberapa beratnya resiko dari orang yang marlojong atau mangalojongkon
semuanya dapat diselesaikan dengan musyawarah mufakat.
Demikian info singkat mengenai marlojong/kawin lari di Angkola semoga
memberi manfaat kepada kita untuk lebih bijaksana menyikapi masasalah
ini.
Di oban dope eme sitarolo
na di jomurkon di ari parudan
Adat ni opputta naparjolo
ima hita pa oban-oban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar